Pagi sepenuhnya belum beranjak, kira-kira matahari naik sejengkal dari ufuk timur, Desa Manis Lor yang berada di kaki bukit Ciremai sudah diselimuti situasi mencekam. Jalan Wisaprana –jalan utama desa– yang membujur ke arah timur-barat sepagi itu biasanya riuh dengan lalu-lalang warga yang hendak bepergian ke sawah, kali ini tampak sepi. Hanya terlihat gerombolan-gerombolan kecil warga di teras rumah mereka yang tengah membicarakan sesuatu. Entah apa persisnya yang dibicarakan, yang jelas dari wajah mereka membias kecemasan dan kekhawatiran mendalam. Pagi itu adalah selasa, 18 Desember 2007. Baca entri selengkapnya »